20180122

Pengguna Pribadi jangan mau diperas dengan SNI


Baru-baru ini masalah SNI kembali ramai & viral hingga masuk menjadi sesi tanya jawab disalah satu stasiun televisi swasta. Semua ini bermula dari kejadian yang menimpa Faiz Ahmad dari bengkulu yang mainannya ditahan bea cukai karena harus mengurus SNI. Tentu saja Faiz merasa keberatan karena mainan yang dibelinya dari luar negeri tersebut hanya 1 dan harganya tidak sampai Rp. 500.000,- tersebut harus mengurus SNI yang biayanya sekitar 7 hingga 8 juta rupiah. Akhirnya Faiz memilih untuk menghancurkan sendiri mainannya daripada ditahan bea cukai dan tidak jelas apakah mainannya benar akan dimusnakan atau diambil sama tuyul kepala hitam. Memilih untuk menghancurkan sendiri jika barang ditahan cukai adalah yang paling tepat, jika dipersulit. Jangan mau sogok dan jangan mau serahkan barang kita untuk ditahan dengan kondisi yang baik. Rusakkanlah dulu untuk mencegah agar tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang ada. Jika itu produk makanan ya bukalah kasih ludah dan buang ke tempat sampah langsung yang ada di lokasi bea cukainya, jika mainan ya langsung saja dirusak hingga tidak bisa dimainkan. Intinya jika barang kita tidak dapat dikeluarkan, ya jangan sampai bisa dinikmati oleh oknum yang ada.

Dari viralnya kasus ini akhirnya pihak bea cukai yang dibawah kementrian keuangan mengadakan rapat bersama dengan pihak kementrian perdagangan & kementrian perindustrian selaku penerbit aturan mengenai kewajiban SNI bagi pelaku usaha beserta badan standarisasi nasional selaku pelaksana penerbitan SNI. Dari rapat tersebut menghasilkan keputusan berikut :

Untuk barang bawaan penumpang yang pulang melancong dari luar negeri alias hand cary adalah 5 pcs mainan per orang tidak ada kewajiban SNI.

Sedangkan untuk pembelian mainan di luar negeri yang dikirimkan baik melalui cargo udara maupun laut adalah maks 3 pcs per-alamat per-bulan tidak ada kewajiban SNI.

Aturan ini memang lebih jelas, semoga petugas dilapangan lebih paham mengenai aturan dari kementrian perdagangan dan perindustrian tersebut. Aturan baru ini sebenarnya bagi pihak kolektor mainan tetap tidak masuk akal. Sebab di situ hanya menyebutkan 5 pcs, tidak peduli meski macamnya berbeda-beda dan 1 macam 1 tetap maksimal 5 pcs. Jadi kan lucu misalkan seseorang pergi berlibur ke jepang atau hongkong yang terkenal sebagai gudangnya mainan hanya boleh beli 5 pcs saja. Sedangkan banyak sekali mainan yang 1 edisi untuk bisa komplit jumlahnya bisa lebih dari 8. Contoh aja misalkan mainan dari mesin gachapon, untuk bisa mendapatkan 1 seri komplit itu biasanya ada 8 hingga 10. Dengan aturan baru ini artinya bagi para kolektor yang melancong ke luar negeri sudah pupus harapannya untuk bisa melengkapi koleksinya.

Sementara bagi kolektor, jika koleksi tidak komplit 1 set itu hambar ibarat SUP tanpa garam tanpa kaldu cuma air doank. Harusnya bea cukai itu paham jika aturan itu adalah untuk pelaku usaha. Dan lihatnya itu dari 1 macam mainan berapa yang kembar. Jikalau tidak ada yang kembar meski banyak kan itu logikanya bukan buat dagangan, Lagi pula berdagang mainan jika hanya 1 macam 1 pcs hand cary dengan pesawat itu namanya pedagang yang bodoh. Karena tidak ada untungnya, tiket pesawat tentunya sudah lebih mahal daripada keuntungan yang didapat. Tetapi tentunya pegawai becuk yang tidak pernah berdagang mana ngerti???

Oke buat kawan-kawan kolektor toys mari sama-sama kita print foto diatas dan tunjukkan ke petugas saat pulang dari luar negeri atau membeli mainan dari luar negeri. Jika mereka ngeyel mari kita viralkan kembali dan ingat jika tidak bisa keluar. hancurkanlah sendiri. Jangan pernah biarkan barang kita ditahan dengan kondisi baik-baik saja. 

No comments:

Post a Comment

Prediksi Final GBWC 2019

GBWC 2019 yang merupakan event kompetisi Gundam Official dari Bandai & Sunrise akan memasuki babak final pada 8 Desember 2019. Yang arti...