20181219

Indonesian Champion Wins World Cup! Gunpla Builder World Cup Deep Report


GBWC 2018 telah berakhir dengan memberikan kebanggaan bagi Indonesia di tahun 2018 ini. Karena sekali lagi representasi Indonesia dari kelas Junior berhasil memperoleh gelar juara Dunia dalam satu-satunya kompetisi Gunpla official yang diadakan secara langsung oleh Bandai. Melihat karya 28 karya finalist yang sampai ke final tidak akan membuat kita bosan. Dalam Artikel kali ini Boys Never Grown Up akan membahas top 3 dari Junior & Open serta penerima special award.




- Junior Course -
Pertama kita mulai dari kelas Junior. dari perolehan nilai tampak juara dunia memiliki nilai yang sangat jauh meninggalkan kontestan yang lain. Terpaut 100 poin dari runner up dan itu adalah selisih nilai yang sangat besar dalam kompetisi yang sangat ketat ini. Selanjutnya dari runner up ke peringkat-peringkat berikutnya selisih perolehan nilai tidaklah terlalu besar sekitar 5 hingga 30 point saja. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan Juara Dunia memperoleh kemenangan secara mutlak dan  hal ini memang diperkuat oleh komentar juri yang akan kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini.

- Junior Course World Champion -
Entry Build Diver Fantasy dari Mark Alexander yang merupakan perwakilan Indonesia pada GBWC 2018 ini memang luar biasa sehingga memperoleh pujian yang luar biasa dari Iwao Sekiguchi yang merupakan Kepala Editor bagian Gunpla dari Model Graphix Magazine. Beliau mengatakan bahwa entry dengan sangat bagus memanfaatkan ruang  sehingga memiliki struktur yang indah dengan kombinasi warna yang bagus. Kemudian efek warna metalnya juga sangat indah. Merupakan keputusan bulat untuk memilih entry ini sebagai juara dunia. sebuah karya yang jenius. Komentar Juri ini sangat luar biasa dan Boys Never Grown Up pun setuju dengan komentar ini. 

Sejak melihat entry ini pada GBWC 2018 Indonesia yang diadakan pada awal November lalu, Boys Never Grown Up sudah sangat menjagokan entry ini sebagai pemenang Indonesia sekaligus sebagai Juara Dunia. Setiap detail baik dari Unicorn  maupun Kshatriya digarap dengan sangat baik.  HG Kshatriya memiliki custom detail yang sangat baik sehingga tidak lagi tampak seperti HG. Bahkan tidak hanya detail dengan penambahan pla-plate, kit bash, & custom panel line saja. Kshatriya juga memiliki modifikasi pada proporsi badan sehingga lebih gagah. Pewarnaan dengan nuansa ungu dengan aksen warna merah & biru metalik juga sangat menawan. Sedangkan pada Unicorn memiliki warna chrome yang menggunakan efek weathering seperti logam yang terbakar dalam panas yang tinggi. Modifikasi pada Unicorn ini sekilas tampak sederhana, namun jika diperhatikan menurut kami modifikasinya tidaklah mudah. Terutama pada bagian back pack dan sayap. Selama ini jika ada builder yang melakukan modifikasi kit bash menggunakan sayap dari Wing Zero Custom, maka akan menggunakan back pack Wing Zero Custom secara langsung, yang dimodifikasi adalah konektor dari gundam ke back pack wing. Namun pada entry ini, sempat kami lihat dari bagian belakang tetap menggunakan back pack unicorn. Modifikasi agar tetap dapat menggunakan backpack Unicorn dengan menggabungkannya dengan sayap wing zero custom adalah sangat jenius.

Singkatnya menurut Boys Never Grown Up entry ini memang sangat layak untuk menjadi juara Dunia.

- Junior Course First Runner Up - <2nd Place>

Juara 2 ini berasal dari Taiwan. Juara ke dua junior ini sekilas tampak biasa saja. Namun jika dilihat lebih detail memang memiliki detail weathering yang bagus dan realistis. Jujur Boys Never Grown Up awalnya tidak memprediksi finalist dari Taiwan ini dapat memperoleh juara ke dua berdasarkan foto yang beredar sebelum final GBWC 2018 di Jepang. Pada Foto yang beredar sebelum final, karya ini tampak biasa, karena memang foto ayng lama tersebut kurang detail. Namun setelah Final melalui rekan jurnalis kami mendapatkan foto dari entry ini secara lebih detail dan kami setuju dengan keputusan para juri untuk memberikan posisi juara kedua pada entry dari Taiwan ini. Weathering pada Zaku tampak pas dan tidak berlebihan, menunjukkan seperti unit zaku ini sudah melalui berbagai misi pertempuran.

Komentar juri dari Hobby Japan Magazine mengenai entry dari Taiwan ini adalah karya ini tampak sederhana, tetapi memiliki level yang tinggi untuk handicraft & pengecatan. Detail kecil juga diperhatikan dengan baik. Komposisi diorama jika dibuat berbeda mungkin dapat membuat karya ini menjadi lebih baik. 

Karya ini mengingatkan akan juara junior Taiwan 2016 lalu. Bukan karena keduanya sama-sama menggunakan Zaku. Namun kedua entry ini memiliki kekuatan dari segi weathering. Tampaknya Taiwan memiliki ciri khas selera realistik weathering. Meski juara Taiwan 2016 dan 2018 ini memiliki style weathering yang berbeda, namun keduanya memiliki kekuatan dari segi weathering.

- Junior Course Second Runner Up - <3rd Place>

Entry dari Junior Vietnam ini memiliki painting yang clean dengan perpaduan color scheme putih biru yang menarik. Tidak banyak modifikasi yang dilakukan selain menggunakan custom weapon dan sejumlah metal part serta funnel Sazabi yang dibuat melayang. kekuatan utama dari entry ini menurut Boys Never Grown Up adalah pada posenya yang tampak alami saat mengangkat heavy weapon. Ini termasuk entry yang kami prediksi setidaknya memasuki akan top 5 dan ternyata berhasil meraih juara ketiga.

Bisa dikatakan ini adalah straight build dengan custom paint untuk RG Sazabi yang dapat dikatakan clean banget.

Selain ketiga pemenang ini, dari junior course banyak yang dapat dikatakan menarik seperti japan champion yang menampilkan adegan pertempuran pertama & pertempuran terakhir dari RX 78-2. Konsep ini sangat menarik dan membuatnya masuk kedalam top 5. Kemudian entry dari Hong Kong juga menarik menampilkan sebuah imajinasi yang kanak-kanak seandainya gunpla pergi memancing, menampilkan adegan GM yang memancing Zgok. Demikian yang menarik dari Junior Course. Selanjutnya kita akan berali membahas open course.


- Open Course -
Dari perolehan nilai diatas, nilai yang didapatkan oleh World Champion untuk Open Course juga memiliki selisih nilai yang cukup besar dengan juara ke-2. Yakni terpaut sebesar 35 Point. Open Course di tahun 2018 ini memang sangat luar biasa dan sangat ketat. Hampir semua entry finalist dari 16 negara sangat bagus dan layak menjadi perwakilan negaranya masing-masing. Setidaknya selain Juara dunia dari Jepang, kemudian filipina, thailand, yang merupakan top 3. Entry dari negara lain juga sangat menarik, bahkan entry yang mendapatkan nilai terakhirpun bisa dikatakan bagus. Khusus entry dari Amerika Serikat ini meski mendapatkan nilai paling buncit, namun jika dibandingkan entry dari amerika tahun-tahun sebelumnya. Entry perwakilan Amerika tahun 2018 ini bisa dikatakan adalah yang terbaik dari Amerika.

- Open Course World Champion - 

Juara dunia untuk open dari Jepang ini memang layak untuk menjadi juara dunia. Dari segi ide untuk memanfaatkan Box Diorama secara maksimal agar dapat dinikmati dari banyak sisi secara apik. Tidak hanya PG Gundam Exia yang digunakan dibuat menjadi sangat detail, detail dari diorama juga sangat diperhatikan, tidak hanya bagian dalam dari diorama saja yang diperhatikan. Bahkan sisi luar dari diorama ini juga mendapatkan perhatian detail yang sangat tinggi. Termasuk pada bagian belakang diorama juga terdapat logo Celestial Being. Menjadikan karya ini dapat dinikmati dari semua sisi, seperti karya juara dunia Junior Course juga dapat dinikmati dari berbagai sisi.

Dari segi pengecatan juga karya ini sangat luar biasa. Menggunakan teknik pengecatan yang tidak biasa untuk diterapkan di gunpla. Yaitu membuat efek carbon fiber. Efek cat seperti carbon fiber selama ini hanya digunakan untuk bidang yang luas seperti pada otomotif. Namun juara Jepang Yusuke Sato ini mampu menerapkan teknik ini dalam bidang yang kecil. Dan ini benar-benar teknik pengecatan yang sulit dan membuatnya layak untuk menjadi juara dunia karena dari ketiga point penilaian Yusuki dapat dikatakan kuat untuk ketiganya.

- Open Course First Runner Up - <2nd Place>
Perwakilan dari Filipina ini layak menjadi juara ke 2 karena idenya yang tidak biasa yaitu gundam 1/60 dibuat menjadi contruction machine. Kemudian dengan finishing painting yang menurut juri juga sulit. Setiap detail digarap dengan baik sehingga setiap kali melihatnya seakan menemukan detail baru dari karya ini yang membuatnya orang ingin terus menikmati karya dari filipina ini.

Sama seperti juara ke dua Junior, Jika melihatnya hanya dari foto yang beredar sebelum final, karya ini tidak terlalu terlihat bersinar. Namun dari foto-foto yang didapatkan dari Gundam base Tokyo terlihat jelas memang karya perwakilan Filipina ini memang luar biasa baik dari segi painting, craftmanship, & ide.

- Open Course Second Runner Up & Special Judges Award - <3rd Place>
Karya dari Thailand ini merupakan salah satu entry favorit Boys Never Grown Up. Sebelum final berlangsung di dalam redaksional Boys Never Grown Up sendiri terbagi dua, antara mendukung entry Thailand ini atau entry dari Jepang. Kedua entry ini memiliki kualitas Juara. Kekuatan utama dari Entry Thailand ini menurut kami adalah dari segi konsepnya yang begitu dekat secara emosional dengan para builder gunpla. Bagaimana imaginasi saat proses building digambarkan dengan sangat apik dalam diorama ini. Entry ini begitu luar biasa sehingga selain menjadi juara ke-3 juga mendapatkan Special Judges Award. Dipilih langsung oleh Special Judges Masami Obari seorang sutradara animasi mecha yang terkenal.

Dari segi painting juga sangat bagus. Dengan menggunakan hand brush namun mampu menghasilkan karya gunpla yang bagus & rapi. Selama ini mengecat bidang yang luas pada gunpla dengan hand brush adalah sangat sulit. Namun juara dari Thailand ini justru menjadikannya sebagai salah satu selling point dari karyanya. Pengecatan mirror effect pada Zaku yang dimodifikasi dari Sazabi ini sangat luar biasa. Setiap kilauan dan juga pantulan terasa nyata seakan  terbuat dari bahan chrome yang memantulkan objek disekitarnya. Dari segi teknik, kesulitan pengecatan Zaku ini setara dengan teknik Carbon Fiber dari juara Jepang.

Pencapaian juara thailand ini sangat luar biasa, karena dia adalah satu-satunya builder untuk kelas open yang memiliki Piala Final GBWC secara lengkap. Gold pada 2015, Silver pada 2016, & Bronze pada 2018. Belum ada builder lain untuk kelas Open yang mampu memiliki prestasi seperti Vichayuth Eiam-Ong ini. Untuk kelas Junior yang hampir memiliki piala lengkap seperti Vichayut Eiam-Ong ini adalah May hatta dari jepang yang memang sudah langganan menjadi perwakilan Jepang Junior sejak GBWC 2011. May Hatta memperoleh 2 Silver (2014 & 2015) dan 1 Gold (2017) pada final GBWC. Jadi prestasi Vichayut Eiam-Ong ini memang layak diacungi jempol.

Selain menjadi satu-satunya builder yang memiliki Gold hingga Bronze GBWC World Championship, Vichayut ini layak diacungi jempol karena berhasil menaklukkan event kompetisi GBWC ini dengan menggunakan hand brush. Sesuatu yang sulit untuk ditiru oleh builder lain.

- Gundam Base Award -

Satu lagi entry yang terbilang istimewa untuk kelas Open adalah entry dari perwakilan Hong Kong. Karya dengan judul Origin of Char ini sangat tepat menggambarkan judul tersebut. Seakan jiwa dari Char menyatu dengan Red Zaku I. Penggambaran ini sangat dramatis. Detailing pada Zaku I sangat bagus, kemudian diorama kepala Char yang menggunakan gabungan antara mechanic & biologis sangat pas untuk mengambarkan Char. Karya ini sangat pas untuk menjadi Gundam Base Award.

- Men's Bigen Award -

Entry dari Canada ini menggunakan kshatriya repair yang telah mengalami sejumlah modifikasi yang tergolong halus. Painting juga rapi. Namun yang istimewa dari kshatriya ini adalah posenya yang dinamis. Setiap detail diorama juga digarap dengan baik. Entry ini terpilih sebagai Men's Bigen Award karena dianggap oleh perwakilan Hoyu Corporation selaku pemiliki brand Men's Bigen adalah sejalan dengan dengan idea dari Hoyu Corporation mengenai "Beauty beyond apperance.

Semua entry yang telah sampai ke final GBWC di Jepang ini adalah Istimewa, semua memiliki keunggulan masing-masing dan ke-28 entry baik dari junior & open semuanya layak untuk mewakili negaranya masing-masing dan dipamerkan di Gundam base Tokyo hingga 28 Januari 2019 Nanti. 

Meski GBWC 2018 telah berakhir, bagi yang hendak mengikuti kembali kompetisi ini pada GBWC 2019 nanti. Ayo persiapkan entry-mu dari sekarang.

No comments:

Post a Comment

Prediksi Final GBWC 2019

GBWC 2019 yang merupakan event kompetisi Gundam Official dari Bandai & Sunrise akan memasuki babak final pada 8 Desember 2019. Yang arti...