20190327

Doraemon's Paradox



Doraemon sebagai salah satu karakter manga serta animasi yang sangat legendaris dari Jepang karya mangaka terkenal Fujiko F Fujio. Karakter ini telah sangat terkenal di seluruh dunia, bahkan menjadi salah satu Icon Jepang, karena termasuk pop culture chara terpopuler. Doraemon yang memiliki premis sederhana tentang sebuah robot kucing yang dikirim dari masa depan untuk membantu Nobita seorang bocah SD yang malas dan malang agar menjadi lebih baik.



Ternyata premis yang sederhana tersebut tidaklah sesederhana yang selama ini orang-orang pikirkan. Pada masa kanak-kanak kita mungkin lebih menikmati mengenai gadget-gadget ajaib yang dikeluarkan doraemon dari kantong 4 dimensinya. Namun ternyata cerita doraemon ini jika kita nikmati secara keseluruhan sebagai orang dewasa, cerita doraemon ini tidak akan sesederhana itu. Kerumitan Doraemon bahkan bisa dikatakan seperti rumitnya film Terminator yang sama-sama melibatkan Time Travel.



Cerita doraemon diawali dengan Sewashi yang merupakan keturunan dari Nobita Nobi pada abad 22, menggunakan mesin waktu ke jaman kakeknya yaitu Nobita Nobi yang masih kelas 5 SD bersama sebuah robot pengasuh berbentuk kucing. Tujuan Sewashi ini cukup jelas adalah untuk mengubah nasib keturunan nobita menjadi lebih baik. Sewashi menceritakan bahwa di masa depan, Nobita akan menikah dengan Jaiko dan jatuh miskin akibat bangkrut. Dan dari kebangkrutan tersebut terus berpengaruh kepada keturunan selanjutnya hingga generasi sewashi. Karena itu sewashi mengirim Doraemon untuk membantu kakek buyutnya menjadi lebih baik, dan merubah masa depan sehingga Nobita tidak lagi menikahi Jaiko, namun Shizuka yang merupakan pujaan Nobita pada saat itu. Sewashi berpendapat jika Nobita menikah dengan Shizuka maka masa depan keturunan Nobita akan lebih baik, dan Sewashi akan tetap terlahir.

Namun justru disinilah paradox tersebut mulai terjadi. Karena misi Doraemon sukses dengan mengubah masa depan Nobita yang kemudian menikah dengan Shizuka. Keturuan Nobita menjadi lebih beruntung dan makmur. Jika pada timeline sebelumnya, sewashi itu miskin dan hanya mampu membeli doraemon yang merupakan robot pengasuh yang cacat produk sehingga dijual murah. Kemudian pada timeline yang baru tersebut, sewashi telah menjadi keluarga kaya sehingga mampu membeli dorami yang lebih canggih dan mahal.

Seharusnya timeline yang lama tersebut terhapus, tergantikan oleh timeline yang baru. Dan pada timeline yang baru, karena sudah makmur tentu tidak ada alasan untuk kembali ke masa lalu dan mengubah Nobita si kakek buyut yang malas dan malang menjadi rajin & lebih beruntung.  Namun Jika tidak ada yang kembali maka masa depan si sewashi akan kembali ter-reset menjadi miskin. Jadi disinilah paradox dari cerita doraemon yang menimbulkan close loop.  Mungkin pada awalnya Fujiko F Fujio tidak berpikir sejauh itu saat membuat cerita doraemon bahkan saat menghadirkan karakter Dorami. Bagi anak-anak tentu paradox semacam ini tidak menjadi masalah. Namun bagi penikmat doraemon yang sudah dewasa, tentu paradox ini menjadi plot hole yang sangat menggelitik untuk dipikirkan dan diskusikan.

No comments:

Post a Comment

Prediksi Final GBWC 2019

GBWC 2019 yang merupakan event kompetisi Gundam Official dari Bandai & Sunrise akan memasuki babak final pada 8 Desember 2019. Yang arti...