20190307

Drama Dunia Per-Gundaman Indonesia


Bermula dari Gundama Challenge Revenge yang berlangsung di kota Malang pada 3 maret 2019 lalu menyisakan sebuah perseteruan dahsyat yang layak disebut sebagai drama gundam abad ini. Awal mula dari drama ini sebenarnya dapat diruntut cukup panjang hingga beberapa tahun sebelumnya, yaitu sejak 2015 lalu. Namun mari kita fokus pada kejadian yang baru ini saja.




Jadi awal mulanya adalah ada seorang peserta Gundama Challenge ini yang melanggar aturan mengenai entry untuk gundama challenge ini harus kit yang tidak pernah diperlombahkan sebelumnya. Namun peserta tersebut yang sebenarnya juga adalah builder yang cukup "terkenal" memaksakan untuk mengikutkan entrynya yang sebelumnya sudah pernah mengikuti Tetsujin & GBWC. Namun pihak panitia bersikukuh bahwa aturan tersebut tidak dapat dilanggar. Akhirnya builder tersebut mengatakan baik kalau tidak boleh ikut tapi biarkan tetap dipajang saja, bahkan menawarkan agar ada pilihan favorit pengunjung dan dia bersedia memberikan hadiahnya. Jadi ceritanya dia pede dengan karyanya. Karena berkata pada pihak panitia jika kit dia terpilih sebagai favorit pengunjung, maka hadiahnya untuk panitia saja. Namun karena dirasa merepotkan, usul tersebut tidak disetujui oleh pihak panitia. Namun builder yang sebut saja DW tersebut akhirnya diperbolehkan untuk memajang entrynya. Tetapi tidak diikutkan dalam penilaian.

Pada saat waktu penjurian, kembali terjadi nego agar kitnya dinilai oleh juri. Namun tetap pada pendirian semula bahwa entry yang pernah ikut lomba tidak boleh ikut Gundama. Hingga akhirnya dirayu agar dijuri aja namun tidak perlu di entry. Hingga akhirnya kedua juri yang kita sebut saja TS dan AA atas persetujuan panitia menilai salah satu dari kit yang dibawah DW tersebut.

Awal dari drama karena komentar ini.

Disinilah drama tersebut dimulai. Intinya DW merasa penilaian juri adalah tidak fair dan penuh sentimen pribadi. Jika melihat history ketiga orang builder ini memang dalam beberapa tahun terakhir ini tidak akur. Jadi jika si DW merasa TS & AA tidak memberikan penilaian yang fair itu adalah wajar menurut DW. Apakah penilaian tersebut benar-benar objektif atau terpengaruh subjektifitas hanya kedua jurit tersebut yang tahu. Namun DW yang kemudian menghina Juri sebagai tidak kompeten didalam grupnya sehingga drama ini menjadi ramai karena screenshoot tersebut beredar kemana-mana adalah tindakan yang tidak bagus. Ingat dalam kompetisi itu harus siap menang, juga siap kalah.

Tantangan terbuka salah seorang juri kepada DW.

Namun akhirnya salah satu juri yang yang tidak tahan disebut tidak kompeten oleh DW membuat tantangan terbuka. Tindakan ini juga sesuatu yang bisa dikategorikan mind blowing. Sebaiknya  memang lebih baik diselesaikan dengan tantangan gunpla builder daripada sekedar perang komentar di sosial media. Akhirnya TS & DW menyepakati untuk menyelesaikan masalah mereka di Tetsujin. Meski tidak jelas Tetsujin manakah yang dimaksud. Sebab terakhir Tetsujin Indonesia berlangsung hanya di 2017, dan selama ini Tetsujin adalah kompetisi lokal di Singapore. Apakah penyelesaian drama panjang ini akan berakhir di februari 2020 nanti???

No comments:

Post a Comment

Prediksi Final GBWC 2019

GBWC 2019 yang merupakan event kompetisi Gundam Official dari Bandai & Sunrise akan memasuki babak final pada 8 Desember 2019. Yang arti...